Bali, sebuah provinsi yang menawarkan banyak sekali tempat-tempat keren, mulai dari wisata pantai, gunung, alam hingga taman bermain semua ada disini, sebagian besar objek wisata Bali terletak di sebelah selatan pulau.
Namun apa kamu tahu jika di utara pulau Bali juga terdapat tempat-tempat keren lainnya yang tak kalah menarik untuk kita kunjungi? Salah satu tempat menarik adalah Desa Munduk, sebuah desa dengan pemandangan alam yang sangat indah dan asri.
Desa Munduk kerap dijuluki dengan nama “Desa Atas Awan di Bali” karena memang udara di desa ini cukup segar, terletak di ketinggian sekitar 900 Mdpl menjadikan Desa Munduk memiliki tanah yang cukup subur.
Daya tarik utama Desa Munduk adalah pemandangan alamnya, di desa ini terdapat perkebunan kopi, teh dan cengkeh yang menarik wisatawan, tak jarang pulau orang-orang menyarankan jika kamu ingin merasakan suasana berbeda di Bali cukup berkunjung ke Desa Munduk.
Di awal 1980-an Munduk sama sekali tak dikenal. Baru awal 1990-an, wisata wilayah yang masuk Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng ini mulai dikembangkan. Perintisnya Nyoman Bagiarta, bekas kepala Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata di Denpasar.
baca juga : daftar desa wisata unik di Bali
Di Desa Munduk kita bisa berkeliling kebun warga, mulai dari kebun kopi, teh dan cengkeh khas pegunungan, udaranya yang sejuk menjadikan kita betah berlama-lama disini, ketika musim panen kopi, dengan mudah kita melihat orang memetik biji kopi, merendamnya dalam sebuah koli plastik untuk difermentasi, menjemur, dan menggorengnya. Sekali saya menyaksikan proses penggorengan kopi di sebuah rumah bambu sederhana di bawah Taman Puri.
Ketiga komoditas mahal tersebut juga menjadi salah satu penghasilan utama bagi petani setempat dan memang terbukti memiliki mutu tinggi dan menjadi komoditi ekspor terutama ke Eropa. Perkebunan di desa ini sendiri luasnya hingga sekitar 1.000 hektar, sama dengan luas hutannya.
Seiring berjalannya waktu, pariwisat Desa Munduk kian meningkat, sudah terdapat banyak penginapan seperti cottage, pondok dan home stay yang bisa kita sewa, selain berkeliling kebun, di Desa Munduk juga terdapat sebuah air terjun yang tak kalah indah dengan air terjun di daerah lainnya lho.
Air terjun ini bernama air terjun Melanting, perjalanan menuju air terjun kita akan melewati perkebunan warga, air terjun Melanting memiliki ketinggian sekitar 200 meter dengan debit air yang cukup deras, pemandangan alam sekitar air terjun juga masih cukup alami jadi sangat cocok untuk bersantai.
baca juga : gitgit waterfall, air terjun tertinggi di Bali
Selain air terjun juga terdapat Danau Tamblingan, salah satu danau terluas di Bali yang menawarkan pemandangan tak kalah keren dari air terjun Melanting, ditambah lagi disekitar danau terdapat banyak pura lho, nah apabila kamu mencari tempat dengan suasana sepi dan nyaman khas pedesaan di Bali, maka Desa Munduk bisa menjadi pilihan alternatifmu.
Di Munduk saya sempat bersua pembuat tire dan kdape. Tire adalah kain yang digunakan sebagai hiasan upacara pernikahan, panjangnya mencapai 4 meter, berisi gambar wayang, bunga, dan pepohonan. Sebagian gambar disulam, sebagian dibentuk dari semacam manik, hiasan, yang ditempelkan dengan jahitan benang.
Sedangkan Kdape merupakan kain yang digunakan dari jenis beludru dan gambar yang ditempel tidak disulam, tapi dilem dan dijahit biasa. Dalam ruang pengantin, tire diletakkan di bagian atas dinding, sedang kdape di bawahnya.
Lihat peta cara menuju ke desa munduk
Danau Beratan (38 menit)
Danau Tamblingan
Danau Buyan
pemandangan danau tamblingan. foto : guidetraveler
Namun apa kamu tahu jika di utara pulau Bali juga terdapat tempat-tempat keren lainnya yang tak kalah menarik untuk kita kunjungi? Salah satu tempat menarik adalah Desa Munduk, sebuah desa dengan pemandangan alam yang sangat indah dan asri.
Desa Munduk kerap dijuluki dengan nama “Desa Atas Awan di Bali” karena memang udara di desa ini cukup segar, terletak di ketinggian sekitar 900 Mdpl menjadikan Desa Munduk memiliki tanah yang cukup subur.
Daya tarik utama Desa Munduk adalah pemandangan alamnya, di desa ini terdapat perkebunan kopi, teh dan cengkeh yang menarik wisatawan, tak jarang pulau orang-orang menyarankan jika kamu ingin merasakan suasana berbeda di Bali cukup berkunjung ke Desa Munduk.
Di awal 1980-an Munduk sama sekali tak dikenal. Baru awal 1990-an, wisata wilayah yang masuk Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng ini mulai dikembangkan. Perintisnya Nyoman Bagiarta, bekas kepala Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata di Denpasar.
baca juga : daftar desa wisata unik di Bali
yuk treking keliling desa. foto : ioflife
Di Desa Munduk kita bisa berkeliling kebun warga, mulai dari kebun kopi, teh dan cengkeh khas pegunungan, udaranya yang sejuk menjadikan kita betah berlama-lama disini, ketika musim panen kopi, dengan mudah kita melihat orang memetik biji kopi, merendamnya dalam sebuah koli plastik untuk difermentasi, menjemur, dan menggorengnya. Sekali saya menyaksikan proses penggorengan kopi di sebuah rumah bambu sederhana di bawah Taman Puri.
Ketiga komoditas mahal tersebut juga menjadi salah satu penghasilan utama bagi petani setempat dan memang terbukti memiliki mutu tinggi dan menjadi komoditi ekspor terutama ke Eropa. Perkebunan di desa ini sendiri luasnya hingga sekitar 1.000 hektar, sama dengan luas hutannya.
Seiring berjalannya waktu, pariwisat Desa Munduk kian meningkat, sudah terdapat banyak penginapan seperti cottage, pondok dan home stay yang bisa kita sewa, selain berkeliling kebun, di Desa Munduk juga terdapat sebuah air terjun yang tak kalah indah dengan air terjun di daerah lainnya lho.
Air terjun ini bernama air terjun Melanting, perjalanan menuju air terjun kita akan melewati perkebunan warga, air terjun Melanting memiliki ketinggian sekitar 200 meter dengan debit air yang cukup deras, pemandangan alam sekitar air terjun juga masih cukup alami jadi sangat cocok untuk bersantai.
baca juga : gitgit waterfall, air terjun tertinggi di Bali
ini dia air terjun keren di desa munduk. foto : ioflife
Selain air terjun juga terdapat Danau Tamblingan, salah satu danau terluas di Bali yang menawarkan pemandangan tak kalah keren dari air terjun Melanting, ditambah lagi disekitar danau terdapat banyak pura lho, nah apabila kamu mencari tempat dengan suasana sepi dan nyaman khas pedesaan di Bali, maka Desa Munduk bisa menjadi pilihan alternatifmu.
Di Munduk saya sempat bersua pembuat tire dan kdape. Tire adalah kain yang digunakan sebagai hiasan upacara pernikahan, panjangnya mencapai 4 meter, berisi gambar wayang, bunga, dan pepohonan. Sebagian gambar disulam, sebagian dibentuk dari semacam manik, hiasan, yang ditempelkan dengan jahitan benang.
Sedangkan Kdape merupakan kain yang digunakan dari jenis beludru dan gambar yang ditempel tidak disulam, tapi dilem dan dijahit biasa. Dalam ruang pengantin, tire diletakkan di bagian atas dinding, sedang kdape di bawahnya.
suasana di pagi hari, sejuk bro. foto : indrauno
Rute Menuju Desa Munduk
Untuk menuju ke Desa Munduk bisa dibilang cukup mudah, kamu hanya perlu mengikuti jalur Denpasar-Singaraja saja melalui Bedugul, setelah kamu sampai di puncak (puncak merupakan lokasi dimana terdapat banyak kawanan monyet dan disana juga terdapat penjual sate, bakso, dan buah strawberry) akan ada pertigaan (depan pos polisi). Di pertigaan tersebut terdapat plang penunjuk jalan dimana arah kiri menuju Gobleg dan lurus menuju Kota Singaraja, kalian hanya perlu mengikuti jalan ke arah Gobleg (ke kiri kalo dari Denpasar).Tips Saat Berlibur Ke Desa Munduk :
- Jangan membuang sampah sembarangan dan selalu taati aturan ya guys.
- Disarankan untuk menggunakan motor daripada mobil karena jalannya yang menanjak dan berkelok-kelok khas pegunungan.
- Apabila tidak tahu jalan bisa bertanya dengan warga sekitar.
Lokasi :
- Alamat ; Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali
- 72 Km dari pusat kota Denpasar melalui Jl. Denpasar-Singaraja (2 jam 4 menit)
- 83 Km dari Bandara Ngurah Rai melalui Jl. Denapsar-Singaraja (2 jam 30 menit)
- (perkiraan waktu tempuh jika tidak ada kendala)
Lihat peta cara menuju ke desa munduk
Wisata Terdekat Dari Desa Munduk :
Kebun Raya Bedugul (42 menit)Danau Beratan (38 menit)
Danau Tamblingan
Danau Buyan